Mamminasae Farm - Kebangkitan Komoditas Unggulan Kabupaten Barru
Berbicara mengenai kopi di Sulawesi Selatan , banyak daerah yang mempunyai potensi kopi pilihan. Salah satunya adalah Desa Harapan, kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru .
Tanaman kopi di desa ini tumbuh secara natural dan dalam 2 tahun terakhir mulai dibudidayakan kebun-kebun milik penduduk. Kopi yang ada di perkebunan desa Harapan pun beragam mulai Robusta, Arabica dan Liberika serta kopi lokal yang oleh penduduk disebut dengan nama ‘ Kopi Perro “.
Arabika Harapan
Adapun Kopi jenis Arabica awal budidaya nya dimulai pada tahun 70an yakni dari pembagian bibit dari pemerintah sekitar 50 pohon . dari bibit inilah kemudian berkembang secara alami dan hingga saat ini mencapai kurang lebih 50 ribu Pohon yang tersebar di area kebun-kebun milik warga .
Hal inilah yang akhirnya menjadi pemantik bagi warga desa dan pemerintah untuk turun tangan bersama pemerintah desa guna membagun kesadaran bersama dan memnfasilitasi para warga dan memberikan edukasi mengenai cara perawatan mulai dari pemilihan bibit serta proses pengolahan panen dan pasca panen sebagai langkah utama pengembangan komoditi kopi.
Langkah awal yang dilakukan adalah pengorganisasian para petani dengan membentuk kelompok tani tani hutan, melalui musyawarah bersama, maka lahir mufakat untuk membuat kelompok tani yang yg bernama ” Mamminasae Farm ” secara harfiah, dalam bahasa bugis, mamminasae berarti harapan dan cita-cita yg baik, pun kemudian dilanjutkan dengan membuat dan membangun penangkaran dan pembibitan kopi diatas lahan seluas 1 Ha dan dikelola oleh warga desa
Proses Pembibitan dalam bentuk penyemaian benih pun mulai dilakukan dan dipraktekkan , hingga saat ini , Mamminasae farm telah berhasil menyemai Arabika Lokal dan dan Arabika Tipika sebanyak 100 ribu pohon. Bibit ini nantinya akan dibagikan secara cuma-cuma kepada seluruh warga yg memiliki lahan untuk ditanami kopi, dan mengasilkan Kopi Arabika yang berkualitas serta masuk dalam kategory specialti.
Peran Serta Bumdes
Sebagai Badan Usaha Milik Desa , Bumdes Harapan Baru akan mengambil peranan penting kedepan sebagai ” Off Taker ” dan menjadi Hilir dalam proses distibusi kopi .Langkah awal perbaikan kualitas kopi mulai dilakukan Pemerintah Desa Harapan , Lukman Hasi, selaku kepala desa yg juga adalah komisaris Utama Bumdes Harapan Baru pun melakukan terobosan dengan menggandeng para pegiat desa dan pemerhati kopi dan mengajak serta dalam melakukan pendampingan berkala serta memberikan edukasi dan pembinaan kepada warga desa dan petani kopi tentang cara memanen biji kopi dari pohonnya serta proses pengolahannya .
Beberapa pengurus Bumdes pun diikutkan dalam Diklat Pengolahan Kopi yang dilaksanakan oleh BBIHP ( Balai Besar Industri Hasil Pertanian ) Kementrian Perindustrian serta mengikutsertakan dalam Uji Kompetensi dalam Pengolahan Kopi , sebagai bentuk nyata dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia di Desa yag kompeten dalam Bidang Kopi.
Jika sebelumnya para petani ini memetik biji kopi tanpa memilah berdasarkan warna kulit buah, maka setelah pembinaan mereka diharuskan hanya memanen biji kopi yang telah benar-benar masak yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna merah. Cara panen seperti ini dikenal dengan istilah pola petik merah.Melalui proses pola petik merah, hasil panen kopi petani Desa Harapan menjadi lebih berbobot dari segi kualitas.
Posting Komentar